Minggu, 01 April 2012

SELEDRI, HIPERTENSI, DAN BENGKAK

   Seledri. Tanaman yang sering digunakan sebagai pelengkap bumbu masakan ini ternyata juga diketahui mempunyai peranan dalam membantu meringankan gejala hipertensi ringan. Tetapi seledri juga tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan, mengingat efek samping yang dapat ditimbulkannya jika dikonsumsi secara berlebihan. Berikut informasi selengkapnya...

Nama tanaman       
:
seledri

:
Apium graveolens L., A. dulce Mill., A. graveolens L. var. dulce (Mill.) Pers.

Nama daerah

:

Jawa: Saladri (Sunda), selederi, seleri, daun sop, daun soh, sadri, sederi (Jawa).

Bagian tanaman yang digunakan


:

daun

Kandungan kimia

:

Minyak atsiri: Limonen, p-simol, α-terpineol, α-santalol, α-pinen, α-kariofilen;

Flavonoid: Apiin, apigenin, isokuersitrin; Kumarin: Asparagin, bergapten, isopimpinelin, apiumetin, santotoksin; saponin; tanin 1%; sedanolida; asam sedanoat; manitol; kalsium; fosfor; besi; protein;
glisidol;

 vitamin A, B1, B2, C dan K.

Khasiat                  
:
Membantu meringankan hipertensi ringan


Takaran                 
:
Hipertensi ringan:
Sebanyak 200 gram daun seledri direbus dengan 200 ml air dalam panci infus selama 15 menit, saring dalam keadaan panas. diminum 2 kali sehari (100 ml tiap kali minum)

Efek yang tidak diinginkan                    
:
  • pada penderita yang alergi terhadap seledri, dapat terjadi iritasi kulit/syok anafilaksis  
  • Penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan turunnya tekanan darah secara tajam, sehingga dapat terjadi shock.
  • Sering buang air kecil
  • Penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan peradangan pada ginjal.

Sebaiknya hindari penggunaan pada      
      
:
  • Penderita alergi terhadap seledri
  • Biji tidak boleh digunakan pada masa kehamilan
  • pada penderita infeksi ginjal karena adanya efek iritasi ginjal oleh minyak atsiri

Peringatan dan perhatian
:
  • jangan gunakan lebih dari 2 ons untuk sekali minum
  • hindari penggunaan bersamaan dengan obat-obat, seperti aspirin, warfarin, penurun tekanan darah.
  • Dapat menimbulkan alergi, syok anafilaksis
  • Dapat meninmbulkan inflamasi pada ginjal karena iritasi epitel

Interaksi obat

:

  • Secara teori dapat meningkatkan resiko pendarahan jika digunakan bersama dengan antikoagulan dan antiplatelet,
  • Berpotensi meningkatkan efek obat antihipertensi dan diuretik,
  • dapat menurunkan efek terapi hormon tiroid,
  • secara teori dapat meningkatkan efek obat penekan susunan syaraf pusat.

Sumber :
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Acuan Sediaan Herbal edisi V. Jakarta: Kemenkes RI.
Ritiasa, Ketut. 2004. Acuan Sediaan Herbal. Jakarta : Depkes RI. 

Tidak ada komentar:

Search