Minggu, 13 Mei 2012

KEMANGI

     Penggunaan kemangi, yang di India dikenal dengan sebutan Tulsi, telah tertulis dalam kitab ayurveda (pengobatan tradisional India) kuno. Berikut profil tanaman kemangi sebagai tanaman yang memiliki peranan dalam pemeliharaan kesehatan.



Nama tanaman      
:
Kemangi

:
Ocimi sancti L., Moschosma tenuiflorum (L.) Heynhold, Ocimum album Blanco, O. anisodorum Muell., O. brachiatum Hasskarl, O.flexuosum Blanco, O. frutescens Burm., O.gratissimum Lour., O.inodorum Burm., O. monachorum L., O. nelsonii Zipp ex Span., O.tenuiflorum L., O. virgatum Blanco

Bagian tanaman yang digunakan

:

daun




Kandungan kimia

:

Komponen utama daun kemangi adalah tannin (4.6%) dan minyak atsiri (hingga 2%). Kadar kandungan utama dari minyak atsiri bervariasi tergantung penyebaran/ lokasi geografisnya dan varietas tumbuhan kemangi:  eugenol (hingga 62%), metileugenol (hingga 86%), and α- and β-caryophyllene (hingga 42%).
Kemangi juga mengandung methylchavicol, linalool and 1,8-cineole

Khasiat                  

:

membantu meringankan:
  •    asma
  •    diabetes


Takaran dan bentuk pengolahan                 

:

Buatlah dekokta dengan menggunakan 6-12 gram daun kemangi perhari.


Efek yang tidak diinginkan                   

:

tidak ada efek samping yang dilaporkan pada percobaan klinis yang telah dilakukan

Sebaiknya hindari penggunaan pada            

:

penderita yang alergi terhadap kemangi
wanita hamil
wanita menyusui


Interaksi obat

:

Paracetamol
Daun kemangi harus digunakan secara hati-hati jika digunakan bersamaan dengan penggunaan paracetamol.

Perhatian         

:

·  hati-hati dalam penggunaan pada penderita yang alergi terhadap tumbuhan 
  •    tidak boleh digunakan pada wanita hamil/ menyusui
  •    sebaiknya tidak digunakan sebagai obat pada anak-anak tanpa pengawasan medis


Sumber :

Departemen Kesehatan RI. 1995. Materia Medika Indonesia, Jilid VI. Jakarta : Depkes RI.

Ritiasa, Ketut. 2004. Acuan Sediaan Herbal. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

World Health Organization. 2002. WHO Monograph on Selected Medicinal Plants. Geneva : WHO.

Tidak ada komentar:

Search